Dalam pelaksanaan BPJS kesehatan memang kerap kali masih ditemui beragam permasalahan. Salah satu permasalahan yang cukup krusial adalah membludaknya pasien. Hal ini memang menjadi salah satu permasalahan serius pada pusat pelayanan kesehatan. Membludaknya pasien BPJS ini mengakibatkan timbulnya antrian yang cukup panjang sehingga terkesan pelayanan pasien BPJS lambat. Banyak pasien peserta BPJS mengeluhkan mengenai antrian panjang saat berobat pada rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS.
Disisi rumah sakit, antrian panjang yang timbul karena membludaknya pasien ini juga menjadi permasalahan tersendiri. Tenaga medis yang tersedia kadang menjadi kewalahan untuk dapat melayani dengan cepat semua pasien BPJS tersebut. Sistem yang tersedia dalam pelayanan BPJS memang menjadi penyebab utama timbulnya antrian panjang tersebut. Dalam melakukan olah data, petugas medis masih melakukan input manual data-data pasien BPJS. Input manual pada system komputerisasi BPJS ini memerlukan waktu lama untuk tiap pasien dimana rata rata membutuhkan waktu 5 menit/pasien.
Lambatnya proses administrasi ini tentu berdampak pada terlambatnya proses pelayanan kepada pasien. Input manual cenderung akan terjadi banyak kesalahan dan tidak validnya data. Apalagi data tersebut harus melewati proses verifikasi yang berbeda dan waktu yang cukup lama. Selain kerugian pada pasien juga berimbas pada rumah sakit dimana klaim tagihan menjadi lambat yang akibatnya pemasukan bagi rumah sakit tersendat.
Perlu ada Bridging system BPJS
Salah satu cara menanggulangi lambatnya proses administrasi pasien BPJS adalah dengan melakukan bridging system segera. Bridging system adalah menyelaraskan dua system yang berbeda tanpa adanya intervensi dari masing masing system satu sama lain. Jadi perlu adanya penyatuan sistem komputerisai BPJS dengan Sistem komputerisasi pihak rumah sakit. Perubahan sistem komputerisasi tersebut harus meliputi sistem administrasi mulai dari pendaftaran (registrasi), proses pelayanan (rekam medik elektronik), proses klaim dan pembiayaan. Hal ini juga yang dilakukan oleh RS Prof Dr Margono Soekarjo yang telah menerapkan Bridging system dengan BPJS. Dengan adanya bridging system tersebut RS Prof Dr Margono Soekarjo mampu menekan waktu administrasi pasien menjadi 1 menit saja per pasien BPJS.
Saat ini bridging system BPJS telah diterapkan pada 22 Rumah sakit seluruh Indonesia. Berikut data 22 rumah sakit yang telah mengimplemen-tasikan bridging system BPJS Kesehatan secara lengkap, yaitu :
1.RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta)
2.RSUD Tarakan (Jakarta)
3.RSUP Fatmawati (Jakarta)
4.RS Haji (Jakarta)
5.RS Kanker Dharmais (Jakarta)
6.RS Jantung Harapan Kita (Jakarta)
7.RSPI Sulianti Saroso (Jakarta)
8.RSUP Persahabatan (Jakarta)
9.RSUD Margono Soekarjo (Purwokerto)
10.RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta)
11.RSUD Tugurejo (Semarang)
12.RSUD Dr Muwardi (Surakarta)
13.RSOP Dr Soeharso Surakarta
14.RS Hasan Sadikin (Bandung)
15.RSUD Karawang (Karawang)
16.RSUD Dr Soetomo Surabaya
17.RSUD Dr. W. Sudirohusodo (Mojokerto)
18.RSUD Genteng Kab. Banyuwangi
19.RSUP Wahidin Sudirohusodo (Makassar)
20.BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou (Manado)
21.RSUD Arifin Achmad (Pekanbaru)
22.RSU Adam Malik (Medan)