Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan dengan pola pembayaran INA-CBG dan Akreditasi Rumah Sakit versi 2012, secara tidak langsung menuntut para pengelola rumah sakit mampu mengelola proses pelayanan dan penggunaan sumber daya secara efektif, efisien dan produktif dengan tetap berorientasi pada penanganan pasien, keselamatan pasien, peningkatan kualitas pelayanan dan konsisten. Perkembangan teknologi dan ilmu kesehatan mempengaruhi proses pelayanan di rumah sakit menuju kepada peningkatan efektivitas, produktivitas dan mutu pelayanan. Hal ini seringkali diikuti dengan investasi pada fasilitas pelayanan kesehatan termasuk gedung dan peralatan yang memadai dan sesuai perkembangan jaman, teknologi dan ilmu kesehatan. Tidak dipungkiri bahwa elemen harta terbesar dirumah sakit adalah bentuk asset tetap gedung dan peralatan yang diperoleh melalui mekanisme investasi baik tunai maupun non-tunai (hutang, pertukaran atau hibah).
Peralatan di rumah sakit sarat dengan teknologi kedokteran yang berkembang pesat. Tuntutan kualitas dan kapabilitas pelayanan rumah sakit untuk dapat seiring dengan perkembangan jaman ditambah masalah kerusakan dan keusangan fasilitas sering kali menjadi tekanan bagi manajemen rumah sakit yang pada akhirnya terkondisikan bahwa manajemen perlu merehabilitasi, renovasi, memperbarui atau menambah fasilitas baik peralatan atau bangunan.
Investasi peralatan kesehatan dan bangunan dan bangunan rumah sakit yang sarat standar mutu dan keselamatan pasien bukanlah nilai investasi yang kecil, sehingga pengambilan keputusan ini haruslah didasarkan pada analisa yang kuat dan mendalam. Keputusan investasi dan asset tetap merupakan salah satu bentuk keputusan komitmen jangka panjang yang akanmenimbulkan biaya tertanam (sunk cost) untuk jangka panjang.
Para pengelola rumah sakit hendaknya dapat menyikapi hal tersebut dengan peningkatan pemahaman dan kajian isu strategi dalam manajemen modal kerja dan pengelolaan asset tetap. Pemahaman tentang capital expenditure (CAPEX), Oerating Expenditure (OPEX) dan life time dalam perencanaan anggaran modal kerja dan pengelolaan asset tetap menjadi hal yang penting.
Investasi peralatan kesehatan dan bangunan dan bangunan rumah sakit yang sarat standar mutu dan keselamatan pasien bukanlah nilai investasi yang kecil, sehingga pengambilan keputusan ini haruslah didasarkan pada analisa yang kuat dan mendalam. Keputusan investasi dan asset tetap merupakan salah satu bentuk keputusan komitmen jangka panjang yang akanmenimbulkan biaya tertanam (sunk cost) untuk jangka panjang.
Para pengelola rumah sakit hendaknya dapat menyikapi hal tersebut dengan peningkatan pemahaman dan kajian isu strategi dalam manajemen modal kerja dan pengelolaan asset tetap. Pemahaman tentang capital expenditure (CAPEX), Oerating Expenditure (OPEX) dan life time dalam perencanaan anggaran modal kerja dan pengelolaan asset tetap menjadi hal yang penting.