Salah satu kegemarannya adalah membuat tulisan dan banyak yang berisi kritik pada penjajah belanda kala itu. Salah satunya adalah Als Ik Eens nederlander Was ( Seandainya Aku Seorang Belanda ) berikut cuplikannya :
“Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya.
Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! “Kalau aku seorang Belanda” Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun“.
Akibat menulis kritik yang tajam kepada Belanada maka Ki Hajar Dewantara kemudian diasingkan ke pulau Bangka dan kemudian beliau dipindahkan ke Belanda karena bantuan dari Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesumo. Sekembalinya ke Indonesia beliau lalu mendirikan National Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922 yang merupakan awal dari konsep pendidikan nasional.
Pada tanggal 28 April 1958 Ki Hadjar Dewantoro akhirnya meninggal dan untuk mengenang jasanya maka tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak tahun 1959. Itulah mengapa sampai saat ini setiap tahun tiap tanggal 2 Mei kita memperingati hari pendidikan Nasioanl sebagai penghargaan atas jasa-jasa Ki Hadjar Dewantar di bidang pendidikan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, oleh sebab itu mari kita memaknai Hari Pendidikan Nasional dengan sebaik-baiknya.Demikian Sejarah Hari Pendidikan Nasional.
Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! “Kalau aku seorang Belanda” Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun“.
Akibat menulis kritik yang tajam kepada Belanada maka Ki Hajar Dewantara kemudian diasingkan ke pulau Bangka dan kemudian beliau dipindahkan ke Belanda karena bantuan dari Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesumo. Sekembalinya ke Indonesia beliau lalu mendirikan National Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922 yang merupakan awal dari konsep pendidikan nasional.
Pada tanggal 28 April 1958 Ki Hadjar Dewantoro akhirnya meninggal dan untuk mengenang jasanya maka tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak tahun 1959. Itulah mengapa sampai saat ini setiap tahun tiap tanggal 2 Mei kita memperingati hari pendidikan Nasioanl sebagai penghargaan atas jasa-jasa Ki Hadjar Dewantar di bidang pendidikan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, oleh sebab itu mari kita memaknai Hari Pendidikan Nasional dengan sebaik-baiknya.Demikian Sejarah Hari Pendidikan Nasional.
Sejarah Hari Pendidikan Nasional –
Setiap tahun pada tanggal 2 Mei kita pasti memperingati gari pendidikan
Nasional. Nah apa yang menjadi dasar dipilihnya tanggal 2 Mei sebagai
hari pendidikan Nasional ?
Sebenarnya tanggal 2 Mei merupakan hari lahirnya Ki Hadjar Dewantara. Perannya yang besar bagi pendidikan di tanah air diabadikan dengan mencanangkan hari lahirnya sebagai hari pendidikan Nasional yang kita peringati tiap tahunnya. Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai sosok dibelakanfg berdirinya Perguruan Taman Siswa. Dari hadirnya lembaga pendidikan ini maka bisa memberikan kesempatan bagi para rakyat pribumi kala itu untuk dapat menikmati pendidikan seperti halnya para priyayi dan orang-orang Belanda.
Sebenarnya tanggal 2 Mei merupakan hari lahirnya Ki Hadjar Dewantara. Perannya yang besar bagi pendidikan di tanah air diabadikan dengan mencanangkan hari lahirnya sebagai hari pendidikan Nasional yang kita peringati tiap tahunnya. Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai sosok dibelakanfg berdirinya Perguruan Taman Siswa. Dari hadirnya lembaga pendidikan ini maka bisa memberikan kesempatan bagi para rakyat pribumi kala itu untuk dapat menikmati pendidikan seperti halnya para priyayi dan orang-orang Belanda.