Indikator mutu yang jelas dapat digunakan untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan baik di tingkat primer seperti Puskesmas dan tingkat lanjut seperti rumah sakit. Bukan suatu hal yang gampang dalam menyusun indikator yang tepat.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Upaya Kesehatan telah menerbitkan Kamus Indikator Kinerja Rumah Sakit dan Balai yan dapat digunakan untuk mengukur kinerja mutu pelayanan kesehatan.
Kamus Indikator ini terdiri dari kamus indikator area klinis dan Kamus Indikator area manegement. Adapun untuk inikator kinerja area klinis terdiri dari 49 indikator yang dinilai. Adapun ke-49 indikator tersebut adalah sebagai berikut :
A. 1 Kepatuhan Terhadap Standart
A.1.1 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
A.1.2 Persentase Kejadian Pasien Jatuh
A.1.3 Penerapan Keselamatan Operasi
A.1.4 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (Fornas)
A.1.5 Penerapan Keselamatan Electro Convulsive Teraphy (ECT)/Detoksifikasi
A.1.6 Cedera/Trauma fisik akibat fiksasi (CAF) di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri
A.1.7 Tidak Adanya Kejadian Salah sisi
A.1.1 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
A.1.2 Persentase Kejadian Pasien Jatuh
A.1.3 Penerapan Keselamatan Operasi
A.1.4 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (Fornas)
A.1.5 Penerapan Keselamatan Electro Convulsive Teraphy (ECT)/Detoksifikasi
A.1.6 Cedera/Trauma fisik akibat fiksasi (CAF) di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri
A.1.7 Tidak Adanya Kejadian Salah sisi
A.2 Tingkat Pengendalian Infeksi di RS
A.2.1 Dekubitus
A.2.2 Infeksi Saluran Kencing (ISK)
A.2.3 Infeksi Daerah Operasi (IDO)
A.2.4 Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
A.2.5 Hospital Aquired Pneumonie (HAP)
A.2.6 Infeksi Aliran Darah Perifer (Phlebitis)
A.2.7 Angka Kejadian Endoftalmitis Pasca Bedah Glaukoma
A.2.8 Angka Kejadian Endoftalmitis Pasca Bedah Katarak
A.3 Capaian Indikator Medik
A.3.1 Nett Death Rate (NDR)
A.3.2 Kematian Pasien di IGD
A.3.3 Kejadian Kematian ibu persalinan karena perdarahan
A.3.4 Kejadian Kematian ibu persalinan karena pre-eklamsi/eklamsi
A.3.5 Kejadian Kematian ibu persalinan karena sepsis
A.3.6 Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr
A.3.7 Kemampuan menangani BBLSR < 1500 gr
A.3.8 Tindakan operasi di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
A.3.9 Kejadian Nyaris Cidera Peresepan Obat (Medication Error)
A.3.10 Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Radiologi
A.3.11 Waktu Lapor Tes Kritis Laboratorium
A.3.12 Tidak adanya kejadian pasien yang dirawat di UPIP > 10 hari
A.3.13 Tidak adanya kejadian pasien yang dirawat inap psikiatri > 42 hari
A.3.14 Tidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat inap Psikiatri
A.3.15 Tidak adanya pasien yang difiksasi dalam 24 Jam dalam UPIP
A.3.16 Tingkat Pencegahan Kebutaan di IGD
A.3.17 Attachment Retina Post Operasi VPP
A.3.18 Pemberian pencegahan VTE pada pasien hip dan knee arthroplasty
A.3.19 Jumlah Pasien Kusta yang akan dioperasi rekontruksi
A.3.20 Prosentase Kesembuhan pasien reaksi kusta
A.3.21 Pemberian anti platelet < 48 Jam pada pasien stroke iskemik
A.3.22 Persentase Angka Kejadian Extravasasi dengan Pemberian kemoterapi
melalui Intravena
A.3.23 Persentase jumlah kasus kanker servik yang didiskusikan oleh tim
multidisiplin sebelum pengobatan definitif.
A.3.24 Persentase Capaian Indikator Penyakit TB
A.3.25 Persentase Capaian Indikator Penyakit Asma
A.3.26 Persentase Capaian Indikator Penyakit PPOK
A.3.28 Penanganan PPOK
A.4 Prosedur Penanganan Sampel Uji
A.4.1 Kegagalan Pengambilan Sampel Uji (KS)
A.4.2 Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium (APL)
A.4.3 Kecepatan Pendistribusian Sampel (KPS)
A.5 Pengendalian Mutu
A.5.1 Cakupan kegiatan pemantapan mutu internal (KPI)
A.5.2 Tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME (TKPP)
A.5.3 Angka kejadian kecelakaan kerja pada petugas di Laboratorium (AKK)
Demikian 49 Indikator Kinerja rumah sakit untuk area klinis, semoga dapat menjadi ukuran dan pedoman dalam peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.