Tarip INA CBG Perlu Evaluasi Berkala

Adanya penerapan tarip INA CBG pihak rumah sakit swasta diharapkan tidak perlu khawatir karena pemerintah akan terus mengevaluasi Tarif INA CBG tersebut yang tentu saja akan disesuaikan dengan beban operasional Rumah sakait swasta tersebut. Demikian hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Bina Upaya Kesehatan Akmal Taher. Tarif INA CBG memang sangat perlu adanya evaluasi secara berkala karena tarif yang ditetapkan dalam INA CBG dirasa belum mencukupi untuk menjalankan pelayanan kesehatan di rumah sakit swasta.

Perlunya evaluasi tersebut tentu saja berkaitan dengan adanya perubahan financial rumah sakit karena adanya perubahan harga obat disebabkabn kenaikan harga dan juga adanya kenaikan BBM yang tentu saja berimbas pada kenaikan operasional rumah sakit. Seperti diketahui bahwa pemberlakuan tarif INA CBG adalah suatu sistem pengelompokan penyakit berdasarkan diagnosis yang sama dan sumber daya yang digunakan dalam pengobatan. Adanya pengelompokkan tersebut bertujuan agar pembiayaan kesehatan pada penyelenggara jaminan kesehatan bersifat prospektif.

Beberapa rumah sakit di Jakarta pernah ada yang mengundurkan diri dari BPJS karena rendahnya besaran tarif dalam program INA-CBGs. Rumah sakit swasta memang perlu lebih menerapkan efisiensi dalam menjalankan operasional rumah sakit. Di sinilah pentingnya Clinical Pathway yang benar bagi rumah sakit sehingga mampu membantu manajemen biaya rumah sakit. Perhitungan dalam tarif INA-CBGs akan diimplementasikan pada saat menjalankan program  BPJS tanggal 1 Januari 2014. Ada 1.077 kelompok pentarifan INA CBG 2013 yang terdapat pada INA-CBGs dan data perhitungan data biaya yang digunakan adalah data biaya tahun 2011.